Pengertian Cyberwarfare: Jenis, Contoh dan Cara Mengatasinya

Pengertian cyberwarfare menjadi salah satu topik penting dalam dunia teknologi dan keamanan informasi. Sebab, di era perkembangan teknolog digital yang semakin maju, ancaman keamanan yang dihadapi oleh suatu negara dan organisasi juga semakin kompleks.

Istilah cyberwarfare sendiri dapat diartikan sebagai perang dunia maya yang melibatkan serangan dan pertahanan melalui teknologi informasi atau jaringan komputer. Meskipun tidak melibatkan serangan fisik, namun perang dunia maya dapat mempengaruhi keamanan global.

Lantas, apa saja contoh cyber war di Indonesia dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya? Artikel berikut akan membahas secara lengkap, mulai dari definisi cyberwarfare, jenis-jenis, serta contoh kasus dan upaya mengatasinya.

Pengertian Cyberwarfare, Cyber Attack, dan Cyber Crime

Apa itu Cyberwarfare

Cyberwarfare seringkali disejajarkan dengan istilah cyber war. Apakah yang dimaksud dengan cyber war? Istilah cyberwarfare dan cyberwar seringkali digunakan untuk menggambarkan serangan dan pertahanan ruang siber menggunakan teknologi informasi dan jaringan komputer.

Banyak orang bingung membedakan cyberwarfare, cyber attack, dan cyber crime. Meskipun sama-sama jenis serangan di dunia maya, namun ketiga istilah tersebut memiliki sejumlah perbedaan. Berikut penjelasan masing-masing istilah serangan siber itu beserta contoh kasusnya.

1. Pengertian Cyberwarfare

Cyberwarfare adalah serangan yang dilakukan oleh negara atau kelompok militan untuk mengganggu sistem militer dan infrastruktur negara atau organisasi lain.

Cyberwarfare merupakan bentuk modern dari perang yang menggunakan teknologi informasi dan jaringan komputer sebagai senjata.

Serangan ini dapat mencakup aksi spionase, sabotase, dan penghancuran sistem. Contoh kasus cyberwarfare adalah serangan Stuxnet menggunakan malware yang dilakukan Amerika Serikat dan Israel terhadap program nuklir Iran tahun 2010.

2. Pengertian Cyber Attack

Cyber attack adalah serangan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok dengan tujuan mencuri data, merusak sistem, atau mengganggu operasi sebuah organisasi. Serangan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti virus, worm, malware, dan serangan Denial-of-Service (DoS).

Contoh kasus cyber attack adalah serangan pada tahun 2017 yang menyerang sistem keamanan kredit Equifax. Serangan ini mengakibatkan pencurian data pribadi sekitar 143 juta orang, termasuk nama, nomor KTP, tanggal lahir, dan nomor kartu kredit.

3. Pengertian Cyber Crime

Cyber crime adalah kejahatan yang dilakukan melalui internet atau jaringan komputer. Kejahatan ini mencakup pencurian identitas, pencurian data pribadi, pencurian kekayaan, dan penipuan online. Cyber crime juga dapat mencakup kasus pornografi anak, pengiriman spam, dan serangan phishing.

Contoh kasus cyber crime adalah serangan ransomware WannaCry pada tahun 2017 yang menyerang sistem komputer di seluruh dunia. Serangan ini mengenkripsi data pada sistem yang terinfeksi dan meminta tebusan dalam bentuk bitcoin untuk mendapatkan kunci dekripsi.

Jenis-Jenis Cyberwarfare

Pengertian cyberwarfare

Cyber warfare merupakan bentuk perang yang melibatkan serangan melalui teknologi informasi dan jaringan komputer.

Dalam melakukan cyber warfare, pelaku serangan menggunakan teknik dan strategi tertentu untuk mencapai tujuan mereka, di antaranya:

1. Exploits

Serangan ini memanfaatkan kelemahan atau celah pada suatu sistem atau aplikasi. Exploits juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan akses ke sistem target, memperoleh informasi rahasia, atau merusak sistem. Biasanya dilakukan dengan pengiriman malware.

2. Denial-of-Service (DoS)

Serangan DoS adalah jenis serangan yang dilakukan dengan cara mengirimkan banyak permintaan data ke server target.

Akibatnya, server menjadi overload, tidak dapat melayani permintaan data dari pengguna lain, hingga menimbulkan kerusakan permanen pada perangkat keras.

3. Advanced persistent threats (APT)

APT adalah jenis serangan yang berkelanjutan dan cenderung lebih rumit daripada serangan sederhana. Pelaku serangan dapat menggunakan APT untuk mengumpulkan data rahasia dan informasi penting secara diam-diam, tanpa diketahui oleh target.

4. Malware

Malware adalah jenis serangan yang dilakukan dengan cara menyisipkan perangkat lunak jahat pada sistem target.

Malware ini sendiri dapat merusak sistem, mencuri informasi rahasia, hingga mengambil alih kendali sistem target. Beberapa jenis malware yaitu virus, worm, dan trojan.

5. Social Engineering

Serangan social engineering bekerja dengan cara memanipulasi manusia agar melakukan tindakan tertentu yang merugikan keamanan sistem.

Contohnya yaitu meminta informasi pribadi, mengirimkan email phishing, atau membuat situs web palsu untuk mencuri informasi login.

Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Cyberwarfare

Cara Mengatasi Cyberwarfare

Dampak cyberwarfare sangatlah berbahaya, karena beresiko merusak sistem dan menyebabkan kebocoran data-data penting. Dalam situasi yang lebih parah, cyberwarfare juga dapat menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur kritis dan mengancam keamanan nasional.

Oleh karena itu, butuh langkah strategis dari berbagai pihak untuk mencegah dan mengatasi ancaman cyberwarfare.

Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi cyberwarfare, mulai dari pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat umum.

1. Pemerintah

Pemerintah berperan besar dalam menanggulangi kasus cyberwarfare, utamanya dari segi pembuatan kebijakan dan peningkatan sumber daya. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah, antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang ancaman cyberwarfare melalui kampanye edukasi dan sosialisasi, seperti seminar, workshop, dll.
  • Membuat undang-undang yang mengatur penggunaan teknologi informasi dan jaringan komputer, serta memperkuat hukum dalam menindak kasus kejahatan siber.
  • Membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas penanganan kasus-kasus kejahatan siber, baik di tingkat nasional maupun daerah.
  • Meningkatkan kapasitas teknologi dan sumber daya manusia dalam bidang keamanan siber. Mulai dari memfasilitasi pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga ahli di bidang keamanan siber, serta memperkuat infrastruktur dan teknologi pertahanan siber.

2. Swasta

Pihak swasta, seperti perusahaan dan industri juga dapat memperkuat sistem keamanan siber melalui penggunaan teknologi canggih untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi cyberwarfare. Beberapa caranya antara lain:

  • Memperkuat sistem keamanan siber milik perusahaan dengan melakukan evaluasi dan audit secara berkala.
  • Mengembangkan kebijakan keamanan siber dan prosedur penanganan serangan siber secara ketat.
  • Memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan dan pengamanan sistem teknologi informasi perusahaan.
  • Membangun kemitraan dengan lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan lain untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dalam menjaga keamanan siber.

3. Masyarakat Umum

Masyarakat umum dapat membantu mengatasi cyberwarfare dengan meningkatkan kesadaran tentang keamanan siber, di antaranya:

  • Memperbarui sistem operasi dan aplikasi yang digunakan pada perangkat pribadi untuk mendapatkan sistem keamanan yang lebih baik.
  • Menggunakan program keamanan berkualitas, seperti program antivirus dan firewall untuk melindungi perangkat dan jaringan dari serangan kejahatan siber.
  • Menjaga privasi dan informasi pribadi, serta memperkuat kata sandi dan menggunakan sistem autentikasi ganda dalam mengakses akun pribadi. Mulai dari email, media sosial, aplikasi perbankan, dan lainnya.
  • Meningkatkan literasi digital dengan mengikuti program edukasi keamanan siber dari sumber terpercaya.

Di era digital seperti sekarang, ancaman cyberwarfare menjadi semakin nyata dan seringkali sulit terdeteksi. Parahnya, dampak yang diakibatkan tidak hanya berimbas pada kerusakan infrastruktur dan sistem komputer, tapi juga dapat mengancam keamanan global.

Pengertian cyberwarfare dapat diartikan sebagai bentuk perang modern berbasis teknologi digital. Maka langkah strategis untuk mengatasinya bukan hanya memaksimalkan pengamanan secara fisik, tapi juga literasi dan keamanan digital. Mulai dari tingkat pemerintah, swasta, dan masyarakat umum.